Rabu, 17 November 2010

PRINSIP-PRINSIP DAN OBJEK EVALUASI
A. Prinsip
1. Prinsip integritas (keseluruhan). Dalam hal ini yang dinilai bukan hanya kecerdasan atau hasil pelajaran atau ingatan saja, melainkan seluruh pribadinya. Untuk pelaksanaan ini perlu bermacam-macam teknik/ bentuk evaluasi.
2. Prinsip kontinuitas. Evaluasi yang baik mungkin hanya dilakukan secara insidentil belaka (umpama hanya tiap catur wulan sekali. Karena pendidikan itu merupakan proses yang kontinue. Hasil penelitian yang diperoleh disuatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil penilaian pada waktu sebelumnya. Sehingga dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang perkembnagan anak.
3. Prinsip objektivitas. Tiap penilaian harus diusahakan agar dilakukan se-objektif-objektifnya. Dalam hal ini perasaan si penilai (seperti: benci, kesal, kasih sayang, kasihan, hubungan keluarga, dsb) harus dijauhkan, tidak boleh mempengaruhi penilaian. Juga situasi yang dialami si penilai (seperti: penderitaan, kesusahan, kemalangan, kegembiraan, dsb) hendaknya juga jangan sampai mempengaruhi evaluasi yang sedang dijalankannya. Penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan semata-mata atas kenyataan yang sebenarnya.
4. Prinsip kooperatif. Prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga prinsip di atas. Yang dimaksud ialah bahwa setiap penilaian hendaknya dilakukan bersama-sama oleh semua guru yang bersangkutan. Prinsip ini sangat diperlukan terutama di sekolah lanjutan, karena setiap anak diasuh / dididik oleh banyak guru.

B. Objek
Objek evalusi adalah faktor-faktor apa saja yang harus dinilai. Objek penilaian ada tiga faktor, yaitu:
1. Pribadi dan perkembangan anak didik, misal:
a. Perkembangan sikap (fisik dan mentalnya)
b. Pengetahuan dan kecakapan/ keterampilannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan
c. Kecerdasan/ intelegensi dan cara berpikirnya
d. Minat, hobby dan bakatnya.
2. Isi pendidikan, misal:
a. Isi bahan rencana yang diajarkan (sesuai tidak dengan perkembangan umur, minat dan kebutuhan anak)
b. Situasi dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan yang tersedia.
c. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawainya termasuk kepemimpinan Kepala Sekolah.
3. Proses pendidikan, misal:
a. Bagaimana cara guru-guru mengajar (metode apa yang digunakannya)
b. Bagaimana cara-cara siswa belajar, minat dan perhatiannya terhadap pelajaran, dsb.
c. Lamanya waktu yang tersedia untuk mengajar dan belajar.

BENTUK / TEKNIK EVALUASI
Wrightstone cs. Dalam bukunya “ Evalusi in Modern Education” menggolongkan bermacam-macam bentuk evalusi yang biasa digunakan dalam pendidikan menjadi 9 kelompok, yaitu:
a. Short-answer tests
b. Essay and oral examinations
c. Observation and anecdotal records
d. Questionnaires, invertories and interviev
e. Checklist and rating scales
f. Personal reports and projective techniques
g. Sosio metric methods
h. Case studies
i. Cumulative records
Dari bermacam-macam bentuk evaluasi tersebut di atas yang sudah mulai banyak dikenal dan dilaksanakan disekolah-sekolah adalah a, b dan c. Meskipun dalam beberapa hal masih terlihat adanya kekurangan dan kepincangan-kepincangan yang perlu diperbaiki.
a. Short-answer tests
Biasa disebut objek test atau new-type test, adalah test yang disusun sedemikian sehingga jawabannya sangat singkat. Si penjawab tinggal mencoret, melingkari, memilih, mengisi atau menjodohkan, dsb.
Kebaikannya:
1. Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau scope yang luas. Pelajaran yang diberikan selama 1 tahun.
2. Bagi yang dites, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin (karena ada jawaban yang tersedia)
3. Dapat dinilai secara objektif, karena kunci jawaban telah ditentukan sebelumnya.
4. Mengharuskan siswa atau murid untuk belajar baik-baik, karena sukar untuk berspekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran itu yang harus dispekulasi.
5. Memeriksanya cepat dan mudah, tidak memerlukan banyak pikiran.
Keburukannya:
1. Kurang memberikan kesempatan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya, karena anak tidak membuat kalimat.
2. Memungkinkan anak atau si penjawab berbuat coba-coba (kira-kira, untung-untungan) dalam menjawabnya. Untuk menghindarkan kemungkinan ini guru harus menyusun test itu dengan teliti dan baik, sehingga benar-benar dapat merangsang anak berpikir.
3. Menyusun test ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dan waktu yang lama.
4. Memerlukan biaya dan kertas yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan pembuatan essay-test.
Mengingat kebaikan / keburukan bentuk short answer test ini maka dengan pembuatan soal-soal achievment-test (test untuk menilai hasil pelajaran) sebaiknya masih digabungkan dengan soal-soal berbentuk essay test.
b. Essay and oral examinations
Yang dimaksud ialah test yang jawabannya menuntut murid-murid / yang dites untuk menyatakan pendapat/jawabannya berupa karangan atau uraian dalam kalimat.
Kebaikan:
1. Bagi guru, menyusun test sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
2. Yang ditest mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan pendapat/ isi hatinya.
3. Melatih siswa / yang ditest mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat/ bahasa yang teratur.
Keburukan:
1. Tidak/ kurang dapat digunakan untuk mentest pelajaran yang scopenya luas/ banyak, dengan demikian kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
2. Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya, menyulitkan pentest/guru dalam memberi nilai. Dengan demikian kurang dapat dinilai objektif.
3. Karakteristik pembuatan essay-test yang berbeda-beda pada setiap guru dapat menimbulkan salah pengertian bagi murid-murid. Juga tuntutan banyaknya jawaban bagi tiap guru tidak sama.

c. Observation and anecdotal records



LANGKAH-LANGKAH EVALUASI
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar mencakup:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik
e. Menentukan tolok ukur, norma, kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri

2. Menghimpun data
Wujud nyata adalah melaksanakan pengukuran, misal dengan menyelenggarakan tes hasil belajar .
3. Melakukan verifikasi data
Verifikasi data atau penelitian data merupakan proses penyaringan data. Dimaksudkan untuk memisahkan data yang “baik” dari data yang kurang baik.
4. Mengolah dan menganalisis data
Dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang tekandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan.
6. Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat mengambil kesimpulan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari keguiatan evaluasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar